Pages

Subscribe:

Selasa, 24 Juli 2012

Tips Menahan Nafsu di Bulan Ramadahan



Sudah menjadi rahasia umum, bahwa puasa adalah tidak hanya bagaimana menahan lapar dan dahaga tapi juga menahan dari segala yang bisa membatalkan puasa kita, di antaranya adalah menahan amarah atau marah.
Tapi terkadang hal yang terakhir ini yang paling sulit. Karena bagaimanapun kita hidup bersama dengan kelompok lainnya yang memiliki watak dan karakter yang berbeda dengan kita.
Ada yang menyenangkan, tapi ada juga yang menyebalkan hingga tak jarang membuat hati kita panas. Lalu bagaimana agar amarah tidak sampai menganggu ibadah puasa kita?
Seperti yang pernah disabdakan nabi kita, Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, bahwa orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan nafsu amarahnya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Sehingga nabi mengajarkan beberapa upaya pengendalian diri ketika kita sudah mulai diambang kemarahan, diantaranya adalah, dikutip dari artikel Keutamaan Menahan Marah, oleh ustadz Abdurrahim, Malang.

1. Membaca taawudz

Al Imam Al Bukhari dan Al Imam Muslim rahimakumullah meriwayatkan hadits dari Sulaiman bin Surod Radliyallahu anhu :
“ Ada dua orang saling mencela di sisi Nabi Shalallahu alaihi. Salah satu dari keduanya mencela lawannya dengan penuh kemarahan sampai memerah wajahnya. Maka Nabi Shalallahu alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya aku akan ajarkan suatu kalimat yang kalau diucapkan akan hilang apa yang ada padanya. Yaitu sekiranya dia mengucapkan: Audzubillahi minasy Syaithani rrajiim. Maka mereka berkata kepada yang marah tadi : Tidakkah kalian dengar apa yang disabdakan nabi? Dia menjawab : Aku ini bukan orang gila.”


2. Duduk
Apabila dengan taawudz kemarahan belum hilang maka disyariatkan dengan duduk, tidak boleh berdiri.
Al Imam Ahmad dan Abu Dawud rahimahullah meriwayatkan hadits dari Abu Dzar Radliyallahu anhu bahwa Nabi Shalallahu alaihi wasallam bersabda : Apabila salah seorang diantara kalian marah dalam keadaan berdiri, duduklah, jika belum hilang maka berbaringlah.
Hal ini karena marah dalam berdiri akan lebih besar kemungkinannya melakukan kejelekan dan kerusakan daripada dalam keadaan duduk. Sedangkan berbaring lebih jauh lagi dari duduk dan berdiri.


3. Tidak bicara
Diam tidak berbicara ketika marah merupakan obat yang mujarab untuk menghilangkan kemarahan, karena banyak berbicara dalam keadaan marah tidak bisa terkontrol sehingga hanya akan mengeluarkan pembicaraan yang tercela dan membahayakan dirinya dan orang lain.
Dalam hadits disebutkan :Apabila diantara kalian marah maka diamlah. Beliau ucapkan tiga kali. (HR. Ahmad)


4. Berwudlu
Sesungguhnya marah itu berasal dari setan. Dan setan itu diciptakan dari api maka api itu bisa diredam dengan air, demikian juga sifat marah bias diredam dengan berwudlu.
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : Bukanlah puasa itu sekedar menahan makan dan minum. Sesungguhnya puasa itu (adalah puasa) dari perbuatan keji dan sia-sia. Apabila ada orang yang mencelamu atau membodohimu maka katakanlah : sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa. (HR. Ibnu Huzaimah dengan sanad shahih)
Sementara pakar psikologi dan perilaku sosial, Raymond W Novaco, dari University of California, menyatakan perlu ada manajemen amarah dalam setiap individu. Secara umum tips meredam amarah seperti dikutip dari shine.com yaitu:
1. Tenangkan diri dan tarik nafas

Begitu Anda merasa suhu tubuh Anda naik, katakan kepada diri sendiri, “Saya terganggu, dan harus segera mengalihkan pikiran, lalu segera tarik nafas dalam-dalam,” kata Novaco. Jika Anda merasa emosi makin menggebu, mulai bernafas dalam-dalam untuk menenangkan diri.
2. Lakukan relaksasi

Menurut Emil Coccaro, ketua departemen psikiatri di Universitas Chicago, tingkat amarah seseorang sering tergantung pada jenis hari, gairah Anda pun akan bervariasi, dan ketika itu tinggi, lebih mudah meledakkan amarah.
Lakukan olahraga teratur dan praktik relaksasi untuk menurunkan tingkat gairah. Jika rajin beraktivitas olahraga dan relaksasi, Anda akan lebih kebal terhadap ucapan
3. Berikan peringatan pada diri sendiri
Tanyakan pada diri sendiri, apa penting harus marah untuk masalah sepele? Kadang-kadang, mungkin kita bisa melihat bagaimana cara orang lain bereaksi dan kehilangan kesabaran hanya karena masalah kecil, misalnya berdebat, bersenggolan tanpa sengaja, melihat ibu menjerit dan memarahi anaknya yang menumpahkan makanan di lantai.
4. Pikirkan sesuatu yang lucu

Jika emosi terasa sulit untuk dikendalikan, cobalah untuk memikirkan hal-hal lucu. Atau ingat-ingat kembali momen-momen lucu yang pernah terjadi dalam hidup Anda.
5. Kosongkan pikiran Anda

Pada saat tingkat emosi meninggi, akan lebih baik menjauh dari masalah sejenak untuk menenangkan diri. Kosongkan pikiran dari masalah itu, dan alihkan ke hal lainnya. Sebenarnya yang tepat adalah mengunyah makanan seperti cokelat. Karena tidak baik membiarkan perut kosong saat puasa, ini akan menghalangi hormon serotonin yang berfungsi mengendalikan mood seseorang
Tapi berhubunga sedang puasa dan tidak mungkin makan sebelum berbuka, alihkan ke hal lain, seperti membaca atau aktivitas lain.

0 komentar:

Posting Komentar